Aneurisma

Jenis aneurisma Otak

Berdasarkan jenisnya Aneurisma Otak dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

Berdasarkan Bentuk:
  1. Saccular (Berry) Aneurysm

    Jenis yang paling umum, berbentuk seperti kantong kecil yang menempel di pembuluh darah. Biasanya berkembang di percabangan arteri besar di otak.

  2. Fusiform Aneurysm

    Terjadi saat seluruh dinding arteri melebar secara tidak normal, tidak hanya di satu sisi. Lebih jarang terjadi tetapi bisa berisiko tinggi jika membesar.

  3. Mycotic Aneurysm

    Disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur yang menyerang dinding pembuluh darah, menyebabkan kelemahan dan pembentukan aneurisma.

  4. Dissecting Aneurysm

    Terjadi akibat robekan pada lapisan dalam dinding arteri, memungkinkan darah merembes di antara lapisan pembuluh darah dan menyebabkan tekanan tinggi yang dapat memicu pecahnya aneurisma.

  1. Small Aneurysm (< 5 mm)
    Risiko pecah rendah, biasanya dipantau secara rutin.
  2. Medium Aneurysm (5–10 mm)
    Risiko pecah meningkat, perlu pemantauan lebih intensif.
  3. Large Aneurysm (10–25 mm)
    Memiliki risiko lebih tinggi untuk pecah, sering memerlukan intervensi medis.
  4. Giant Aneurysm (> 25 mm)
    Risiko pecah sangat tinggi, hampir selalu membutuhkan tindakan operasi.
  1. Aneurisma Arteri Serebral Anterior
    Salah satu lokasi yang paling sering ditemukan, dapat menyebabkan gangguan kognitif jika pecah.
  2. Aneurisma Arteri Serebral Media
    Berisiko menekan saraf penting di otak dan menyebabkan gangguan motorik.
  3. Aneurisma Arteri Basilaris
    Terjadi di bagian bawah otak, dapat mempengaruhi keseimbangan dan kesadaran.
  4. Aneurisma Arteri Komunikans Posterior
    Bisa menyebabkan tekanan pada saraf kranial dan mengganggu fungsi penglihatan.
  1. Unruptured Aneurysm

    Aneurisma yang belum pecah dan sering kali tanpa gejala.

  2. Ruptured Aneurysm

    Aneurisma yang pecah dan menyebabkan perdarahan otak (subarachnoid hemorrhage), yang berpotensi fatal.

  3. Leaking Aneurysm

    Aneurisma yang mengalami kebocoran kecil sebelum pecah sepenuhnya, sering menyebabkan sakit kepala tiba-tiba.

  1. Aneurisma Kongenital
    Terbentuk sejak lahir akibat kelainan bawaan pada struktur pembuluh darah.
  2. Aneurisma Traumatik
    Disebabkan oleh cedera kepala atau trauma yang menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah.
  3. Aneurisma Sekunder akibat Penyakit
    Disebabkan oleh penyakit lain, seperti tekanan darah tinggi, aterosklerosis, atau infeksi vaskular.
  4. Aneurisma Iatrogenik
    Terjadi sebagai komplikasi dari prosedur medis atau pembedahan yang melibatkan pembuluh darah otak.

Kemungkinan Pecah Aneurisma

Berikut adalah tabel yang merangkum tingkat ruptur aneurisma berdasarkan lokasi, ukuran, dan riwayat ruptur:

Tabel Risiko Ruptur Aneurisma Berdasarkan Data ISUA
Lokasi Ukuran Aneurisma Riwayat Ruptur Durasi Follow-up (tahun) Tingkat Ruptur (% per tahun)
Di mana saja ≤10mm Tidak 7.5 0.05
Di mana saja >10mm Tidak 7.5 1.00
Di mana saja ≥25mm Tidak 1.0 6.00
Posterior communicating, Vertebrobasilar/posterior cerebral, Basilar tip 10–24mm Tidak 7.5 15.00
Posterior communicating, Vertebrobasilar/posterior cerebral, Basilar tip ≤10mm Tidak 7.5 2.50
Posterior communicating, Vertebrobasilar/posterior cerebral, Basilar tip ≥22mm Tidak 7.5 45.00
Di mana saja ≤10mm Ya 7.5 0.50
Di mana saja >10mm Ya 7.5 0.65
Basilar tip ≤10mm Ya 7.5 12.00
Selain basilar tip ≤10mm Ya 7.5 3.00
Informasi dari International Study of Unruptured Aneurysms (ISUA) Studi ISUA membantu memahami risiko pecahnya aneurisma berdasarkan ukuran, lokasi, dan riwayat pecah sebelumnya.

Poin Penting dari Data ISUA

1. Ukuran Berpengaruh Besar terhadap Risiko Ruptur
  • ≤10mm: Risiko sangat rendah (0,05% per tahun).
  • 10-24mm: Risiko meningkat signifikan tergantung lokasi.
  • ≥25mm: Risiko jauh lebih tinggi (hingga 6% per tahun di lokasi umum, 45% di lokasi berisiko tinggi).
2. Lokasi Memengaruhi Risiko
  • Aneurisma di posterior communicating artery (PComA), vertebrobasilar/posterior cerebral artery, dan basilar tip lebih berisiko pecah, bahkan jika ukurannya kecil.
  • Contoh ekstrem: Aneurisma ≥22mm di basilar tip memiliki risiko 45% dalam 7,5 tahun.
  • Basilar tip aneurysm dengan riwayat SAH (perdarahan subarachnoid) tetap berisiko tinggi meskipun ukurannya kecil (12% per 7,5 tahun).
3. Riwayat Ruptur Sebelumnya Meningkatkan Risiko
  • Pasien dengan aneurisma ≤10mm dan riwayat SAH memiliki risiko 0,5% per tahun, 11 kali lebih tinggi dibanding pasien tanpa riwayat SAH.
  • Aneurisma ≥10mm justru memiliki risiko lebih rendah untuk pecah jika pasien memiliki riwayat SAH sebelumnya dibanding yang tidak.

Kesimpulan

  • Aneurisma kecil (<10mm) umumnya memiliki risiko sangat rendah, kecuali jika berada di lokasi berisiko tinggi.
  • Aneurisma besar (>25mm) hampir selalu memiliki risiko tinggi untuk pecah.
  • Riwayat perdarahan meningkatkan risiko, terutama untuk aneurisma kecil; namun, ukuran tidak lagi menjadi faktor utama setelah ada riwayat SAH.
  • Pasien dengan aneurisma di basilar tip harus lebih waspada karena lokasi ini memiliki risiko rupture yang sangat tinggi.